www.youtube.com/watch?v=_dYxH9MxRpw
Gambar Oogenesis
(Khan, 2012)
Oogenesis adalah proses
pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di
dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia
yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer.
Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis,
tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga
bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit
primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah
menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi
berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut
bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan
badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovu.
Gambar 5. Proses Oogenesis
(Jhomsem, 2012)
Proses Oogenesis :
a.
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial
mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus,
dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada
minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel
pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien
oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
b. Folikel Primordial
Folikel primordial
mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak
200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan
intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai
pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses
pemasakan dan disebut folikel
de graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang
disebut oosit
primer.
c. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit
primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan
kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua
kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
d. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di
dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum
terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap
lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini
disebut oosit
skunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan
polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami
degenerasi.
Pembelahan meiosis
pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan
polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.
e. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis
kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus
zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang
akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga
terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak,
semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embrional.
Pengaruh hormon dalam oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang
pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi
oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf
menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar
hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang
terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH
untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian
menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat
sekresi FSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga
akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk
kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Sumber :
Artikel :
Noor, R. (2012). Proses Gametogenesis Spermatogenesis dan Oogenesis.
[Online]. Tersedia:
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2288431-proses-gametogenesis-spermatogenesis-dan-oogenesis/#ixzz23QXMSQdV
[1 Maret 2013]
gambar 4.
Gambar 5.
makasi gan atas infonya
BalasHapusmau ane copas buat tugas di sekolah ya
terima kasih atas infonya, sangat membantu
BalasHapusijin copas buat tugas sekolah
Terima kasih,izin copas ya buat sekolah :)
BalasHapushi
Hapusini tobi
Hapus